Pengertian Iman Kepada Malaikat Topik yang menjadi perhatian kita
sekarang adalah iman kepada malaikat, yang merupakan salah satu dari
rukun iman. Yang dimaksud dengan iman kepada malaikat adalah membenarkan
keberadaan mereka, dan mem-benarkan tugas-tugas yang mereka laksanakan
di alam ini.
Malaikat adalah salah satu mahluk Allah, yang Dia ciptakan untuk
beribadah kepada-Nya, dan mengemban tugas-tugas yang diperintahkan-Nya
di alam ini. Allah mengutus para malaikatnya untuk melaksanakan
perintah-Nya. Mereka adalah makhluk ghaib. Kita tidak melihat mereka,
namun kita beriman dengan keimanan yang teguh yang tidak dapat
dipengaruhi oleh keraguan. Yang demikian karena Allah telah mengabarkan
kepada kita mengenai mereka, dan demikian juga Rasul-Nya telah
mengabarkan kepada kita mengenai mereka, dengan keyakinan yang
menyebabkan kita beriman kepada mereka.
Dari Apa Malaikat Diciptakan?
Malaikat diciptakan dari cahaya, sebagaimana yang diriwayatkan dalam
sebuah hadits bahwa Allah menciptakan malaikat dari cahaya dan Dia
menciptakan jin dari api dan Dia menciptakan manusia dari tanah. Jadi
para malaikat diciptakan dari cahaya.
Sifat-Sifat Malaikat:
Malaikat adalah salah satu dari ciptaan Allah dari alam ghaib. Tidak
seorang pun yang tahu berapa banyak jumlah mereka, rupa dan keadaan
mereka, kecuali Allah.
Diantara Sifat-Sifat Malaikat:
Pertama: Mereka adala tentara-tentara Allah yang paling agung. Allah berfirman:
لَّلُِٖٔ جُيُ دُْ الطَنَا اَّتِ اَِّلأَزِضٔ كََّا الل عَل نِٔاّ حَلِنٔاّ
“Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,.” (QS Al-Fath [48] : 4)
Dan ketika berbicara mengenai penjaga Neraka, Allah berfirman:
Sifat yang pertama: Kekuatan: Allah berfirman: “mempunyai
kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai
'Arsy” (At-Takqwir : 20). adalah pemilik Arsy, yakni Allah . di sini
adalah sifat Jibril.
Sifat kedua: Kedudukan: Allah
berfirman: “mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi
Allah yang mempunyai 'Arsy” (At-Takqwir : 21). Ini berarti bahwa dia
memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah yang tidak dapat dicapai
malaikat lainnya.
Sifat ketiga: Ketaatan: Semua malaikat taat kepada Jibril dengan perintah Allah.
Sifat keempat:
Terpercaya: Ini berkenaan dengan wahyu, di mana dia tidak membuat
tambahan atau pengurangan atasnya, sebaliknya dia menyampaikannya tepat
seperti yang Allah wahyukan kepadanya.
عَوَِٚ أَ تشِعََٞ عَظَزَ
“Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).” (QS Al-Mudatsir [74] : 30)
Dan Allah berfirman:
مََّا جَعَِل اًَ أصَِحَابَ اليَازٔ إلٔاٖ مَلا ئٓلَِ مََّا جَعَِلَيا عِدََت هَُِ إلٔاٖ فِتِيَ للِرِٖ كَفَسُ اّ
“Dan
tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat: dan
tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan
bagi orang-orang kafir...” (QS Al-Mudatsir [74] : 31)
Ini berarti bahwa ada 19 malaikat penjaga Neraka – mereka
memeliharanya, menjaganya, menyalakannya dan ditugasi mengurusi
perkaranya.
Ketika salah satu dari orang kafir mendengarkan jumlah
malaikat yang menjaga Neraka, dia berkata, seolah untuk mengolok-olok
jumlah mereka, “Aku akan mencukupi kalian dari mereka,” – maksudnya jika
dia masuk ke dalam Neraka, dia akan melawan mereka, menguasai mereka
dan keluar dari Neraka. Dia mengatakan ini untuk mengolok-olok dan
menghina, maka Allah membantah mereka dengan firman-Nya:
اًََٗ جَعَوِ اَِ أَػِحَابَ اه اِٖرٔ إٖٔها وًََأ٢لَّٞ
“Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat.” (QS al-Mudatsri [74] : 31)
Ini berarti bahwa mereka (para penjaga neraka) tidak berasal dari manusia.
Sehingga
apabila orang tersebut mengatakan bahwa dia kuat dan dapat melawan
sejumlah manusia, dia tidak akan dapat melawan para malaikat meskipun
satu malaikat saja. Allah berfriman: “Dan tiada Kami jadikan penjaga
neraka itu melainkan dari malaikat.” Artinya, kami tidak menjadikannya
dari manusia atau jin.
اًََٗ جَعَوِ اَِ أَػِحَابَ اه اِٖرٔ إٖٔها وًََأ٢لَّٞ اًََٗ جَعَوِ
اَِ عٔدّٖتَ إٖٔها فٔتِ َِّٞ هوٖذٔٙ كَفَزُ اٗ هَٚشِتَِٚقٔ اهذٖٔٙ أُ تُٗ
ا٘ اِهلٔتَابَ َٙٗزَِدَادَ اهذٖٔٙ آ اًَُِ٘ إٔيمَااُّ هََٗا ٙزَِتَابَ
اهذٖٔٙ أُ تُٗ ا٘ اِهلٔتَابَ اَٗه ؤٌُِِ هََٗٔٚقُ يَ٘ اهذٖٔٙ فٔٛ قُوُ ب٘ٔ زًَٖضْ
اَِٗهلَافٔزُ اًَذَا أَرَادَ اهوٖ ب ذََٔا جًََلاّ
“Dan
tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat: dan
tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan
bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi
yakin dan supaya orang yang beriman
bertambah imannya dan supaya
orang-orang yang diberi Al Kitab dan orng-orang mu'min itu tidak
ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan
orang-orang kafir (mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan
bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” (QS Al-Mudatsir [74] : 31)
Mereka
berdusta dan berusaha meremehkan jumlah ini. Bagaimana mungkin Neraka
yang demikian besar ini, yang mencakup semua mahluk ini, hanya dijaga
oleh sembilan belas malaikat? Allah berfirman:
اًََٗ جَعَوِ اَِ عٔدّٖتَ إٖٔها فٔتِ َِّٞ هوٖذٔٙ كَفَزُ اٗ
“Dan
tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan
bagi orang-orang kafir...” (QS Al-Mudatsir [74] : 31)
Tidak seorang
pun mengetahui keagungan malaikat dan tidak ada yang mengetahui apa yang
Allah miliki dari para tentara di langit dan di bumi kecuali hanya
Allah saja. Baik orang-orang kafir atau pun lainnya tidak ada yang
mengetahuinya.
Kedua: para malaikat ini memiliki kedaan fisik yang sangat besar. Allah telah menyebutkan yang demikian dalam firman-Nya:
اِهحَ دٌُِّ هوٖ فَاطٔزٔ اهشٖ اٌَ اَٗتٔ اَِٗهأَرِضٔ جَاعٔىٔ اه وٌََِأ٢لَٞٔ رُسُلاّ أُ هٗٔٛ
أَجِ حَِٕٔٞ جًِٖ َِٟ ثَُٗوَاثَ رَُٗبَاعَ
“Segala
puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat
sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang
mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat.” (QS
Fathir [35] : 1).
Ini berarti bahwa ada sebagian malaikat yang memiliki dua sayap,
sebagian memiliki tiga sayap dan sebagian lagi empat sayap. Dan juga ada
sebagian malaikat yang memiliki sayap lebih dari itu, karena Nabi
melihat Malaikat Jibril dan dia memiliki 600 sayap – setiap sayap
memenuhi ufuk. Ini hanya salah satu dari malaikat yang ada. Allah
mensifati malaikat Jibril dengan kekuatan yang sangat besar, sebagaimana
Allah berfirman:
عَوٖ طَدّٔٙدُّ اِهقُ ٠َ٘
“…yang diajarkan kepadanya oleh (jibril) yang sangat kuat..” (QS An-Najm [53] : 5) Yang dimaksud adalah malaikat Jibril.
ذُ زًٖٕٔٝ فَاسِتَ ٠َ٘
“…yang mempunyai akal yang cerdas; dan
(jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.” (QS An-Najm [53] :
6) Ini berarti bahwa Jibril memiliki kekuatan dan rupa yang baik.
Ini adalah salah satu contoh besarnya kekuatan malaikat.
Ada juga Malaikat Israfil , malaikat yang diberi tugas meniup
Sangkakala. Yang dimaksud dengan Sangkakala adalah terompet yang akan
mengumpulkan ruh Bani Adam (yakni manusia) dari yang pertama sampai yang
terakhir. Kemudian Israfil akan meniup Sangkakala satu kali, dan
ruh-ruh akan melayang karena tiupan Sangkakala, kembali ke tubuhnya. Ini
disebut Tiupan Kebangkitan (Nakhatul Ba’ats). Sebelum itu dia akan
meniup Tiupan Kiamat (Nakhatus Sa’ah), sehingga tiap-tiap yang ada di
langit dan di bumi akan mati, kecuali siapa yang Allah kehendaki. Allah
berfirman:
فَُُٗٔخَ فٔٛ اهؼٗ ر٘ٔ فَؼَعٔقَ فٔٛ اهشٖ اٌَ اَٗتٔ فٔٛ اِهأَرِضٔ إٖٔها طَا ١ اهوُٖٕ
“Dan
ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi
kecuali siapa yang dikehendaki Allah.” (QS Az-Zumar [39] : 68)
artinya kematian. Kemudian dia akan meniup kembali Sangkakala, yang dikenal dengan nama Tiuapan Kebangkitan:
ثُ فٔخَ فٔٚ أُخِزَ ٠ فَإٔذَا قَٔٚا ٙ ظُِزَُْٗ
“Kemudian
ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri
menunggu (putusannya masing-masing).” (QS Az-Zumar [39] : 68)
Ini
hanya salah satu dari para malaikat Allah, dan ini hanya salah satu dari
tugas yang Allah perintahkan kepadanya. Dengan demikian, malaikat
adalah salah satu ciptaan Allah yang agung. Dia mencipatakan para
malaikat agar mereka beribadah kepada Allah dan menjalankan
perintah-Nya. Allah berfirman:
بَىِ عٔبَادْ لًِٗزًََُْ٘ هَا ٙصَِٔبقُ بأِهقَ يِ٘ٔ بأَ زًِٔ ٙعِ
وٌََُْ٘ َٙعِوَ اًَ بَِٚ أَٙدِّٔٙ اًََٗ خَوِفَ هََٗا ٙظِفَعُ إٖٔها ه
ارِتَضَٟ خَظَِٚتٔ ظًُِفٔقَُْ٘
“Sebenarnya (malaikat-malaikat
itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak
mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan
perintah-perintahNya. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan
mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi
syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu
selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.” (QS Al-Anbiyaa [21] :
26-28).
Inilah gambaran mengenai malaikat.
Para malaikat memiliki tugas. Masing-masing dari mereka memiliki
sebuah tugas yang dipercayakan kepadanya, dan dia tidak menunda dalam
mengerjakannya. Bahkan dia melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah
Allah dan dia tidak durhaka kepada Allah:
عَوَِٚ أَ وًََأ٢لَْٞ غٔوَاظْ طٔدَّادْ ها ٙعِؼُ اهوٖ إًَ أَ زًََ ََٙٗفِعَوُ اًَ ٙؤِ زًََُْٗ
“penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.” (QS At-Tahrim [66] : 6)
Di antara tugas-tugas mereka:
Pertama: Malaikat yang menjaga Neraka. Mereka dikenal sebagai
Penjaga Neraka, yaitu malaikat yang ditugasi menjaga neraka dan
menyiksa penduduk neraka.
Kedua: Di antara mereka ada malaikat yang ditugaskan memikul Arsy Allah, sebagaimana firman-Nya:
اهذٖٔٙ ٙحِ ؤٌُ اِهعَزِغَ حَ هِ٘ ٙشَبِحُ بحَ دٌِّٔ رَبِ َُٙٗؤِ ب
ََٙٗشِتَػِفٔزُ هوٖذٔٙ آ اًَُِ٘ رَبٖ اَِ سَٗٔعِتَ كُىٖ طَِٛ ١ٕ رٖحِ ٌَّٞ
عَٗٔوِ اٌّ فَاغِفٔزِ
هٔوٖذٔٙ تَابُ ا٘
“(Malaikat-malaikat) yang
memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji
Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi
orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat
dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada
orang-orang yang bertaubat...” (QS Al-Mu’min *40+ : 7)
Dan Allah berfirman:
ََٙٗحِ ىٌُٔ عَزِغَ رَبِمَ فَ قَِ٘ ٙ ٣ًَِ٘ٔذٕ ثَ أٌََُْٚٞ
“Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.” (QS Al-Haaqah [69] : 17)
Jumlah Malaikat yang memikul Arsy:Para malaikat yang
memikul Arsy ada empat, dan pada hari kiamat jumlahnya bertambah menjadi
delapan. Arsy Allah adalah ciptaan Allah yang terbesar, yang akat
dipikul oleh delapan malaikat pada hari kiamat. Hal ini menunjukkan
bahwa mereka sungguh sangat kuat, karena mereka memikul Arsy yang megah
ini, yang merupakan ciptaan Allah yang paling besar dan paling megah.
Ini mengisyaratkan kekuatan mereka dan kehebatan mereka.
Ketiga: Di antara mereka ada yang bertugas membawa wahyu. Allah berfirman:
ُٙ زَِِيُ اه لٌَِآٔ٢لََٞ بأهزِٗ حٗٔ أَ زًِٔ عَوَٟ ٙظَا ١ُ عٔبَادٔ أَ أَذُٔرُ اِٗ أَ لاَ إَٔه إٔلاٖ أََُاِ فَاتٖقُْ٘ٔ
“Dia
menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya
kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu:
"Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak)
melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku".” (QS An-Nahl
[16] : 2)
Kata ‘ruh’ di sini bermakna wahyu. Disebut ruh karena ia adalah
wahyu yang membawa kehidupan pada hati, seperti hujan membawa kehidupan
pada bumi. Dengan pengertian yang sama, ia adalah ruh yang diciptakan
yang membawa kehidupan pada tubuh hewan.
Ruh juga dapat bermakna Al-Qur’an, sebagaimana Allah berfirman:
كََٗذَٔهمَ أَ حَِِٗٚ اَِ إَٔهِٚمَ رُ حٗاّ أَ زًَُِٔا
“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Qur'an) dengan perintah Kami.” (QS Asy-Syuura [42] : 52)
(Ruh) di sini bermakna Al-Qur’an, karena ia sesuatu yang membawa
kehidupan ke dalam hati orang-orang yang beriman, sebagaimana bumi
dihidupkan oleh hujan. Demikianlah hati orang-orang beriman dihidupkan
dengan adanya Al-Qur’an.
Kata Ruh juga digunakan untuk Jibril ,
malaikat yang paling agung, paling utama dan paling mulia di antara
semua malaikat. Dialah yang menurunkan Al-Qur’an dari sisi Allah kepada
Muhammad (), sebagaimana Allah berfirman:
زََُيَ ب إهزٗ حُٗ اِهأَ ئًنُ عَوَٟ قَوِبٔمَ ه ك تَُ اه ذٌُِِٔرٔٙ بَّٔؤشَإ عَزَٔبٍٛ
بًٗٔينٕ
“dia
dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad)
agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi
peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.” (QS Asy-Syu’araa *6+ :
193-195)
Jibril membawa Al-Qur’an ke dalam hati Nabi , dan kemudian
beliau menyampaikan kepada ummatnya. Dalam ayat lain Allah berfirman:
قُىِ زَُٖه رُ حُٗ اِهقُدُّضٔ رٖبِمَ
“Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur'an itu dari Tuhanmu.” (QS An-Nahl [16] : 102)
Yang dimaksud adalah Jibril – sang ruhul qudus.
Sifat-sifat Jibril:Allah menggambarkan Jibril dengan sifat-sifat yang agung, sebagaimana Allah berfirman:
فَلاَ أقُِطِهُ باِلخُيَظٔ اِلجَ اَْزٔ اللُِيَظٔ اَّلٖل لِّٔٔ إذَا عَطِعَظَ اَّلضُبِحٔ إذَا
تَيَفٖظَ إىٔ لقََ لُِْ زَضُ لْٕ كَسٔهٕٓ ذِ قُ عِيدَ ذِ اِلعَسِشٔ مَلِينٕ مُطَإع
ثهََ أمِينٕ
“Sungguh,
Aku bersumpah dengan bintang-bintang, yang beredar dan terbenam, demi
malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya, dan demi subuh apabila
fajarnya mulai menyingsing, sesungguhnya Al Qur'aan itu benar-benar
firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang
mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang
mempunyai 'Arsy, yang dita'ati di sana (di alam malaikat) lagi
dipercaya..” (QS At-Takwir [81] : 15-21)
Sifat yang pertama: Kekuatan: Allah berfirman: “mempunyai
kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai
'Arsy” (At-Takqwir : 20). adalah pemilik Arsy, yakni Allah . di sini
adalah sifat Jibril.
Sifat kedua: Kedudukan: Allah berfirman: “mempunyai kekuatan,
yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy”
(At-Takqwir : 21). Ini berarti bahwa dia memiliki kedudukan yang tinggi
di sisi Allah yang tidak dapat dicapai malaikat lainnya.
Sifat ketiga: Ketaatan: Semua malaikat taat kepada Jibril dengan perintah Allah.
Sifat keempat:
Terpercaya: Ini berkenaan dengan wahyu, di mana dia tidak membuat
tambahan atau pengurangan atasnya, sebaliknya dia menyampaikannya tepat
seperti yang Allah wahyukan kepadanya.
Muhammad melihat Jibril:
Allah berfirman:
هََٗقَدِّ رَآ بأِهأُفُقٔ اه بٌُِٔينٔ
“Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang.” (QS At-Takwir [81] : 23)
Muhammad melihat Jibril di ufuk dua kali.
Yang
pertama: Ini terjadi di lembah Makkah. Nabi Muhammad mengangkat
kepalanya dan melihatnya di langit dan dia memiliki 600 sayap. Setiap
sayapnya menutup ufuk.
Yang kedua: Allah berfirman:
هََٗقَدِّ رَآ زَُِهَّٞ أُخِزَ ٠ عٔ دَِّ سٔدِّرَٝٔ اه تٌَُِِِ َٟٔ
“Dan
sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang
asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha.” (QS An-Najm
[53] : `13-14)
Ini terjadi di malam hari ketika Nabi naik ke langit dan melihat Jibril dalam wujud aslinya.
Inilah sifat-sifat Jibril. Allah berfirman:
إٔ هقَ يُِ٘ رَسُ يٕ٘ كَزٍٕٔٙ
“sesungguhnya Al Qur'aan itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril),” (QS At-Takwir [81] : `19)
Ini berarti bahwa meskipun Al-Qur’an adalah Kalam Allah, akan tetapi
di sini dinisbatkan kepada Jibril, karena dia lah yang menyampaikannya
kepada Muhammad , dan ia adalah perkataan dari Allah , Jibril
mendiktekannya kepada Rasul kita Muhammad perkataan dari Allah, dan ia
(Al-Qur’an) adalah kalam Allah . Kalam hanya dinisbatkan kepada yang
pertama kali mengatakannya, bukan kepada yang menyampaikan kepada orang
lain. Namun kalam Allah dinisbatkan kepada Jibril di sini dari sudut
pandang bahwa dia lah yang menyampaikannya.
Ketiga: Para malaikat memiliki kekuatan yang ssangat besar,
dengan izin Allah. Yang menunjukkan besarnya kekuatan mereka adalah jika
Allah memerintahkan hanya satu dari mereka, maka sungguh malaikat
tersebut dapat mengeluarkan teriakan keras di dunia, sehingga
menghancurkan mahluk, sebagaimana yang terjadi pada kaum Tsamud, yang
dikepung oleh jeritan keras. Jibril melepaskan satu teriakan keras atas
mereka:
إُٖٔا أَرِسَوِ اَِ عَوَِٚ ػَِٚحَّٞ اَٗحٔدَّّٝ فَلَاُُ ا٘ كَ ظَٔٔٚ اه حٌُِِتَظٔزٔ
“Sesungguhnya
Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka
jadilah mereka seperti rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya
kandang binatang.” (QS Al-Qamar [54] : 31)
Jantung mereka berhenti berfungsi dalam tubuh mereka dan sebagai akibatnya mati dan menjadi seperti ranting-ranting kering.
Termasuk
kebiasaan bangsa Arab adalah apabila mereka ingin berdiam di suatu
tempat, mereka akan mengumpulkan ranting-ranting kayu dan membuat kadang
yang mengelilingi domba dan ternak mereka. Kandang ini pada akhirnya
mengering dan menjadi rumput-rumput kering. Meskipun Tsamud memiliki
kekuatan dan kehebatan, mereka menjadi seperti rumput-rumput kering
sebagai akibat teriakan keras dari salah satu malaikat.
Allah
juga memerintahkan Jibril untuk mengangkat negeri kaum Luth – dan
terdapat tujuh kota yang berisi manusia, bangunan, barang-barang dan
binatang. Dia membawanya di satu sisi sayap-sayapnya dan mengangkat
kota-kota ini sehingga para malaikat mendengar gongongan anjing dan
kokokan ayam jantan. Kemudia dia membalikkan kota-kota itu dan Allah
menenggelamkan mereka ke dalam bumi.
Keempat: Ada para malaikat yang ditugaskan dengan tugas-tugas lain:
1. Mikail: Dia bertugas menurunkan hujan yang jatuh dari
langit. Dia menggerakannya dan menyebabkan hujan turun dimanapun Allah
perintahkan.
2. Israfil: Dia bertugas meniup Sangkakala. Ini akan terjadi
ketika Allah berkehendak membangkitkan mahluk dari kubur-kubur mereka.
Jasad-jasad akan dibangkitkan dari kuburan dari disusun kembali.
Kemudian yang tersisa adalah ruh. Pada saat itu Israfil akan meniup
Sangkakala dengan perintah Allah, dan ruh-ruh akan melayang kembali ke
jasad-jasad mereka yang telah bangkit dari kubur. Mereka akan berjalan
ke arah mana yang Allah perintahkan. Allah berfirman:
َٙ ٙدِزُجُ اِهأَجِدَّاثٔ سٔزَاعاّ كَأَُٖ إَٔهٟ ؼُبٕ ٙ ف٘ٔضَُْ٘
“yaitu)
pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka
pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia),” (QS
Al-Ma’arij *70+ : 43)
Dan Allah berfirman:
خُظٖعاّ أَبِؼَارُ ٙدِزُجُ اِهأَجِدَّاثٔ كَأَُٖ جَزَادْ تًَِٗظٔزْ
طًِٗٔٔعٔينَ إَٔهٟ اهدّٖاعٔ ٙقُ يُ٘ اِهلَافٔزُ ذََٓا ٙ عَشٔزْ
“sambil
menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan
mereka belalang yang beterbangan, mereka datang dengan cepat kepada
penyeru itu. Orang-orang kafir berkata: "Ini adalah hari yang berat."
(QS Al-Qamar [54] : 7-8)
Inilah tiga malaikat yang bertanggung jawab
atas kehidupan. Jibril bertugas menyampaikan wahyu, yang membawa
kehidupan bagi hati. Mikail bertugas menurukan hujan yang membawa
kehidupan ke muka bumi setelah matinya. Israfil bertugas meniup
Sangkakala yang menghidupkan kembali jasad-jasad (pada hari
kembangkitan). Itulah sebabnya mengapa
Nabi ketika bangun untuk
shalat di malam hari, setelah mengucapkan Takbiratul Ihram, beliau
membaca doa iftitah: “Ya Allah, Tuhan Jibril, Mikail dan Israfil,
Pencipta langit dan bumi.” Mereka itulah malaikat yang paling agung
karena tugas-tugas mereka.
Kelima: Juga ada malaikat yang bertugas di
rahim ibu. Ini diriwayatkan dalam hadits Ibnu Mas’ud z, di mana dia
berkata, “Rasulullah mengatakan kepada kami – dan beliau adalah orang
yang dipercaya dan terpercaya:
إ أَحَدَكُهِ جِنَعُ خَلقُِ فِ بطِ أُمِ أَزَِبعِينَ مِّْا ثهَُ لَُٓ
عَلقََ مِجِلَّ ذَِلمَ ثهَُ لَُٓ مُضِػَ مِجِلَّ ذَِلمَ ثهَُ بَِٓعَحُ الل
مَللَّا فَ ؤُِٔمَسُ
بِأَزِبعَٔ كَلنَِاتٍ قََُّٓالُ ل اكِتُبِ عَنَل زَّٔشِقَ أََّجَل شََّقِ أ ضَعِ دْٔ
“Sesungguhnya
setiap orang diantara kamu dikumpulkan kejadiannya di dalam rahim
ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nuthfah(air mani), kemudian
menjadi alaqoh(segumpal darah) selama waktu itu juga (empat puluh hari),
kemudian menjadi mudhghoh(segumpal daging) selama waktu itu juga, lalu
diutuslah seorang malaikat kepadanya, lalu malaikat itu meniupkan ruh
padanya dan ia diperintahkan menulis empat kalimat: Menulis rizkinya,
ajalnya, amalnya, dan nasib celakanya atau keberuntungannya.” HR Bukhari
Muslim.
Allah mengirim para malaikatnya untuk menjalankan tugas besar yang penting ini.
Keenam: Ada malaikat yang bertugas mencabut nyawa ketika ajalnya tiba. Ia adalah Malaikat Maut yang Allah berfirman tentangnya:
قُىِ ٙتَ فَٖ٘اكُ وًَٖمُ اه تٌَِِ٘ٔ اهذٖٜٔ كُِٗىَ بلُ ثُ إَٔهٟ رَبِلُ تُزِجَعَُْ٘
“Katakanlah:
"Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu,
kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan." (QS As-Sadjah
[32] : 11)
Malaikat maut memiliki para pembantu yang akan membantunya, sebagaimana Allah berfirman:
“sehingga
apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia
diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu
tidak melalaikan kewajibannya. Kemudian mereka (hamba Allah)
dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya.” (QS
Al-An’am *6+ : 61-62).
Mencabut ruh dinisbatkan kepada para malaikat, Malaikat Maut, dan juga kepada Allah.
اهوٖ ٙتَ فَٖٟ٘ اِهأَفُُصَ حٔينَ تًَِ٘ٔ أَ اَٖٗهتٔٛ ه تَ تٌُِ فٔٛ اًََِ أًَٔ
“Allah
memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang
belum mati di waktu tidurnya...” (QS Az-Zumar [39] : 42).
Kematian dinisbatkan kepada Allah di sini karena Dia lah yang
memerintahkan itu terjadi. Kematian juga dinisbatkan kepada para
malaikat karena mereka lah yang hakikatnya mengambilnya dengan
mengumpulkan ruh dan menggiringnya di dalam tubuh manusia hingga
mencapai tenggorokan. Dan kematian juga dinisbatkan kepada Malaikat Maut
– “Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu
akan mematikanmu,” – karena dia lah yang bertugas mencabut nyawa setelah
digiring pada saat terakhir (kematian).
Ketujuh: Terdapat juga malaikat yang bertugas mencatat amalan Bani Adam, sebagaimana yang terdapat di dalam hadits:
تََٓعَاقَبُ فِلُٔهِ مَلاَئلَِ بالٖل لِّٔٔ مََّلاَئلَِ باليَ اََزٔ
“Engkau senantiasa diawasi oleh para malaikat sepanjang malam dan siang hari.”HR Bukhari Muslim dari Abi Hurairah z.
Allah berfirman:
إَٗٔ عَوَِٚلُ هحَافٔظٔينَ كٔزَا اًّ كَأتبٔينَ َٙعِوَ اًَ تَفِعَوَُْ٘
“Padahal
sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi
(pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat
(pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS Al-Infithaar [82] : 10-12)
Setiap Manusia Memiliki Dua Malaikat Bersamanya.
Setiap manusia di antara kita memiliki dua malaikat yang bertanggung
jawab atasnya – malaikat di sisi kanannya mencatat amal-amal baiknya,
dan satu malaikat di sisi kirinya mencatat amal-amal buruknya. Allah
berfirman:
إٔذِ ٙتَوَقٖٟ اه تٌَُِوَقَِٚا عَ اِهَٚ ئٌنٔ عََٗ اهظِ اٌَئ قَعٔٚدّْ اًَ ٙوِفٔظُ قَ يِٕ٘ إٖٔها
هدََّٙ رَقٔٚبْ عَتٔٚدّْ
“yaitu)
ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di
sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun
yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang
selalu hadir.” (QS Qaaf *50+ : 17-18).
Malaikat penjaga ini menyertai manusia baik dalam perjalanan atau
duduk di rumah – mereka berada di sisinya sepanjang waktu dalam kondisi
apapun – dalam shalatnya, ketika dia sujud, dan seterusnya – mereka
menyertainya dan tidak meninggalkannya sendirian kecuali dalam keadaan
khusus, seperti ketika seseorang membuang hajat. Kedua malaikat ini
mencatat perkataan dan perbuatannya.
Para malaikat mencatat niat manusia.
Telah diriwayatkan bahwa para malaikat juga mencatat niat dan
tujuan, yang terdapat di dalam hati. Apapun yang ingin dilakukannya,
malaikat mencatatnya. Itulah sebabnya mengapa seseorang diberi pahala
karena memiliki niat yang baik, karena ia adalah amalan hati, manakala
ia dihukum karena niat buruk, karena niat adalah amalan hati.
Para malaikat ini diberi tugas mencatat amalan seseorang sejak dia
mencapai usia baligh sampai saat ketika Allah mencabut nyawanya dengan
kematian. Dan mereka mencatat segala sesuatu yang dilakukan semasa
hidupnya – baik itu berupa niat, perbuatan, perkataan, atau yang selain
dari itu.
Kedudukan Shalat Fajar dan Shalat Ashar di antara Shalat-shalat Lainnya
Nabi bersabda:
َٙتَعَاقَبُ فٔٚلُ وًََأ٢لَْٞ بأهوِٖٚىٔ وًَََٗأ٢لَْٞ بٔاه أَِٖرٔ ََٙٗحِتَ عٌُٔ فٔٛ ػَوَاٝٔ
اِهعَؼِزٔ ػََٗوَاٝٔ اِهفَحِزٔ
“Engkau
terus-menerus diawasi oleh malaikat di malam hari dan malaikat di siang
hari dan mereka berkumpul pada shalat ashar dan shalat fajar.”3
Karena alasan ini lah kedua shalat ini lebih utama dibandingkan shalat-shalat lainnya. Allah berfirman:
أَقٔ اهؼٖلاََٝ هدُّٔه نُ٘ٔ اهظٖ صٌِٔ إَٔهٟ غَشَقٔ اهوِٖٚىٔ قَُٗزِآ اِهفَحِزٔ إٔ قُزِآ اِهفَحِزٔ
كَا ظًَِ دُٔ٘اّ
“Dirikanlah
shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula shalat) subuh . Sesungguhnya shalat subuh itu
disaksikan (oleh malaikat).” (QS Al-israa [17] : 78)
Shalat yang
dimaksud adalah shalat Fajar, yang dihadiri oleh malaikat malam dan
malaikat siang. Mereka berkumpul untuk menyaksikan shalat Fajar bersama
dengan kaum Muslimin dan mendengarkan Al-Qur’an yang dibaca dalam
shalat. Mereka juga berkumpul pada waktu shalat Ashar, dan Allah
bertanya kepada mereka, dan Allah lebih mengetahui: “Bagaimana kalian
meninggalkan hamba-hambaku?” Para malaikat menjawab, “Kami datang kepada
mereka ketika mereka sedang shalat dan kami meninggalkan mereka ketika
mereka sedang shalat.” Ini berarti bahwa para malaikat turun ketika kita
sedang shalat Ashar dan mereka menghadiri shalat bersama kita. Dan
mereka kembali ketika kita shalat Fajar.
Oleh karena itu, telah ditetapkan bahwa Shalat Ashar adalah shalat
Wustha (shalat pertengahan) sebagaimana yang difirmankan Allah:
حَافٔظُ اِ٘ عَوَٟ اهؼٖوَ اَ٘تٔ اٗهؼٖلاَٝٔ اِه سُِ٘طَٟ قَُٗ اًُِ٘٘ هوٓ قَأُتٔينَ
“Peliharalah
semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk
Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'.” (QS Al-Baqarah [2] : 238), yakni
Shalat Ashar karena shalat itulah yang dihadiri oleh malaikat malam dan
malaikat siang.
Ajakan kepada orang-orang yang lalai
Di mana mereka yang meninggalkan shalat Fajar, tidur di atas tempat
tidurnya dan tidak menyaksikan kejadian agung ini setiap malam dengan
para malaikat Ar-Rahman? Para malaikat Ar-Rahman mengabarkan di Malaul
A’la: “Kami datang kepada mereka ketika mereka sedang shalat dan
meninggalkan mereka ketika mereka sedang shalat.”
Manfaat apa yang diperoleh orang ini yang melalaikan shalat Fajar
dan memilih tidur? Dan manfaat apa yang diperoleh orang ini yang
ketinggalan shalat Ashar karena malas, lebih memilih tidur atau
melakukan hal lainnya?
Dikatakan dalam sebuah hadits:
مَ فَاَتتِ صَلاَ اِلعَضِسٔ
فَلَأَىنََا تُّسَِ أ لٍَِ مََّال “Barangsiapa yang kehilangan shalat
Ashar, seolah-olah dia kehilangan keluarganya dan hartanya.”
Dan
dalam hadits lain dikatakan: "...sungguh telah batal amalnya”, yaitu dia
melaksanakan shalat di luar waktunya. Maka jika dia mengerjakannya di
luar waktunya maka dia telah melewatkan shalat tersebut.
Kedelapan: Ada juga malaikat yang melindungi manusia dari
mara bahaya. Manusia cenderung untuk berjalan ke dalam bahaya setiap
hari. Namun demikian Allah menugaskan para malaikatnya untuk menjaganya
dari bahaya dalam kehidupan ini yang telah Allah tetapkan baginya. Dan
bumi ini, yang dilalui manusia setiap hari mengandung banyak bahaya. Ada
binatang buas, ular, kalajengking, belum lagi orang-orang jahat dari
kalangan manusia – musuh dan orang-orang dzalim. Akan tetapi Allah telah
menempatkan para malaikat ini di sekitar manusia. Allah berfirman:
ه عًَُقِبَاتْ بَِٚ ٙدََّٙ خَوِفٔ ٙحِفَظُ أَ زًِٔ اهوٕٓٔ
“Bagi
manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di
muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah” (QS
Ar-Ra’d [13] : 11)
Oleh karena itu, selama Allah telah menetapkan
keselamatan dari bahaya, para malaikat ini akan melindungi dan
menjaganya, dan tidak ada manusia yang dapat membahayakan dirinya. Namun
jika Allah berkehendak mengakhiri ajalnya, Dia menarik malaikat para
malaikat itu darinya – satu dari depannya dan satu dari belakangnya.
اهوٓ لاَ ٙػَِٚزُ اًَ بقَ حَتٖٟ ٙػَِٚزُ اِٗ اًَ بأَُِفُشٔ إَٗٔذَا أَرَادَ اهوٓ بقَ سُ ١٘اّ
فَلاَ زًََدٖ ه إًََٗ ه دُ إَٗي
“Sesungguhnya
Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya;
dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS Ar-Ra’d
*13+ : 11)
Jika ketetapan telah datang dan Allah berkehendak mengakhiri
kehidupan seseorang, para malaikat yang senantiasa bersamanya menarik
diri darinya karena mereka tidak menahan diri dari melaksanakan perintah
Allah. Inilah para malaikat yang senantiasa mengelilingi seseorang.
Kesembilan: Ada juga malaikat yang bertugas di alam ini yang
hanya Allah saja yang mengetahuinya. Mereka adalah para malaikat yang
ditugaskan di laut, pada siang hari. Ada malaikat yang bertugas
mengirimkan angin, dan para malaikat yang mengerjakan berbagai tugas
lainnya.
Semua yang terjadi di alam ini dan terus-menerus berlangsung
di dalamnya setiap hari berdasarkan ketetapan Allah. Adapun malaikat,
mereka mengerjakan tugas apapun yang diperintahkan Allah.
Kewajiban Iman kepada Malaikat dan Tugas-tugas Mereka
Di
antara malaikat ada yang namanya disebutkan Allah bagi kita, seperti
Jibril, Mikail, Israfil dan Malik malaikat penjaga Neraka. Allah
berfirman:
ىَّاَدَ اِّ آَ مَاِلمُ ل قَِٔضٔ عََل ئَِا زَُبمَ قَالَ إىٔلَُه مَاكِجٌَُْ
“Mereka
berseru: "Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja". Dia menjawab:
"Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)".” (QS Az-Zukhruf [43] : 77)
Dan
ada pula malaikat yang tidak Allah sebutkan namanya kepada kita. Namun
demikian, kita beriman kepada malaikat – baik yang namanya kita ketahui
maupun yang tidak kita ketahui. Dan kita beriman kepada tugas-tugas yang
mereka laksanakan atas perintah Allah.